Minggu, 11 September 2016

Puisi : jangan sia-siakan waktu








assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
sobat sekalian. Mari kita renungkan sama-sama. Apakah waktu yang telah diberikan Allah pada kita sudah sepenuhnya berguna? Istilah lama mengatakan bahwa waktu itu bagai pedang. Jika digunakan dengan baik akan bermanfaat. Namun, jika disia-siakan, maka akan merugikan kita. mari mulai saat ini kita hargai setiap waktu yang datang. Jangan pernah menganggap remeh. Walau hanya satu detik pun. Karena waktu tak akan bisa kembali.
Di kesempatan yang insyaallah diberkati oleh-Nya, saya ingin membagikan sebuah puisi sederhana yang semoga dapat menyadarkan kita semua betapa pentingnya waktu itu.





Disinilah aku.
Senja sudah mulai membayangi diriku.
Berakhir sudah masa jayaku.
Sekarang hanya tinggal menunggu waktu

Andai senja dapat ku ubah menjadi pagi.
Andai waktu dapat ku ulang kembali.
Pasti tak akan ku lewatkan
Ribuan kesempatan yang tersedia di sepanjang jalan

Namun sayang disayang
Angin waktu menerbangkan  semua kesempatanku
Sekarang hanya sang maut yang terbayang
Yang siap mengantarkanku menuju akhir masa senjaku

Bagi yang masih belum dijemput senja
Tolong jangan sia-siakan kesempatan yang datang.
Sebelum datang senja.
Sebelum masa jayamu pergi melayang



Demikianlah puisi sederhana yang dapat saya bagikan pada sobat sekalian. Jika ada salah kata mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. wabilah hi taufik wal hidayah wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
 

Rabu, 20 Juli 2016

puisi mengingat jasa ayah

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
saya disini hanya ingin mempost sebuah puisi sederhana yang saya buat dalam rangka untuk mengingat jasa-jasa ayah saya sebelum meninggal. sebenarnya awalnya puisi ini dibuat untuk tugas sekolah, tapi akan saya bagikan disini untuk menyadarkan kita semua bahwa jasa seorang ayah sangatlah berharga.



Kilas balik penuh mmemori membayangiku
Teringat akan kasih sayang yang tiada batas.
Sesak dadaku mengingat kasih sayang yang tak dapat ku balas
Tak kenal gelap, tak kenal lelah, itulah dirimu.

Ayah.
Dulu aku selalu meminta
Tak tahu lelahnya membanting tulang demi keluarga.
Demi mencari sebutir nasi yang barokah.

Begitu besar jasamu demi keluarga
Membanting tulang siang malam tanpa mengenal lelah.
Sekarang ku hanya dapat duduk di atas sajadah
Memanjatkan doa untukmu disana

Wahai tuhanku
Jagalah sosok yang paling berarti dalam hidupku
Tempatkan ia disisi baikmu
Berilah ia keindahan surgamu





demikianlah puisi singkat yang semoga dapat mengingatkan kita bahwa terdapat sejuta perjuangan di sosok seorang ayah. Apabila dalam post kali ini ada kata-kata yang kurang berkenan mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Sesungguhnya kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah semata. Dan saya hanya manusia biasa.
wabillahi taufik walhidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh